Selasa, 04 Agustus 2015

Ara dan Persaudaraan Kulit Hitam


Ara sangat menyukai bermain. Saat matahari sedang terik sekalipun ia tetap bermain di lapangan. Membawa binokular sambil membayangkan  dirinya mencari harta karun. Tiap pulang bermain kulitnya menghitam karena tersengat matahari dan badannya bau matahari. “Ara, jangan main di bawah sinar matahari, tuh kulitmu menghitam”, kata Mama. Tapi Ara cuek. Ia tetap saja suka menyelonong keluar rumah dan berjemur di bawah matahari hingga mamanya memanggilnya pulang. Tiap kali mama tidak melihatnya, ia kabur lagi dan main di bawah matahari yang terik. 

Suatu sore ayah mendekati Ara yang habis mandi. “Kulitmu sehitam kulit ayah”, kata Ayah sambil mendekatkan lengannya ke lengan Ara. “Ara putih. Nih’, katanya. “Yang putih itu Mama”, kata Ayah. Mama datang kemudian membandingkan lengan mereka bertiga. “Ara hitam, seperti Ayah”katanya sambil tertawa. “Ara anak Ayah.Horeee”, katanya lagi. Dan persaudaraan kulit hitam pun bersatu.

The end

Bogor, 23 Juni 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar